Rabu, 20 Maret 2019

Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)


Definisi Bahaya (Hazard)
Hazard atau bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerusakan.

Sebuah bahaya adalah segala kondisi, peristiwa, atau keadaan yang dapat menyebabkan kecelakaan.

Bahaya adalah segala kondisi yang ada atau berpotensi yang dapat menyebabkan cedera, sakit, atau kematian bagi orang-orang; kerusakan atau kehilangan sistem, peralatan, properti, atau kerusakan lingkungan.

Bahaya  adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan kecelakaan atau insiden.

Identifikasi bahaya (Hazard Identification)
Indentifikasi bahaya adalah proses yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya.

Sumber identifikasi bahaya
Proses safety assessment dalam desain dan proses sertifikasi identifikasi dan mengklasifikasikan sebagian besar bahaya, penilaian risiko dan melakukan kontrol.
Ini adalah titik awal untuk mengidentifikasi bahaya pada operasi dan idealnya harus ada hubungan antara desain dan sertifikasi dan operasi.

  • Safety Reporting mencakup pelaporan kejadian keselamatan (safety occurrence) melalui skema pelaporan wajib (mandatory reporting) dan pelaporan sukarela(voluntary).
  • Investigasi internal kejadian keselamatan (internal investigation of safety occurrence)
  • Safety occurrence trend analysis - analisa trend kejadian bahaya
  • Informasi yang diberikan oleh personel, dari operasional perspektif dan pelatihan
  • Data yang dianalisis dari safety data collecting tools (e.g. FDA)
  • Hasil dari safety survei dan safety audit yang dilakukan secara internal dan external
  • Pemantauan/monitoring operasi day to day dan linkungan
  • Hasil investigasi resmi dari Negara atas kecelakaan dan insiden serius
  • Pertukaran informasi dari operator lain.
Metode identifikasi hazard
Berdasarkan pada sumber identifikasi bahaya dan pendekatan untuk mengidentifikasi bahaya, ada dua kelompok metode untuk mengidentifikasi bahaya;

  1. Metode identifikasi bahaya secara Reaktif- Hazard dikenali melalui pemantauan trend dan investigasi setelah kejadian itu terjadi. Dengan kata lain melakukan identifikasi hazard setelah kejadi itu terjadi.
  2. Metode identifikasi bahaya secara Proaktif- Hazard diidentifikasi dengan menganalisis kinerja dan fungsi dari suatu sistem. Dengan kata lain identifikasi bahaya dilakukan sebelum terjadi sebuah insiden dan kecelakaan(mencegah sebelum terjadinya hazard). Metode proaktif yang paling umum diterapkan adalah melakukan safety survei, safety audit operasional, safety monitoring dan safety assessment. Metode lain yang digunakan yaitu dengan FDA(Flight Data Analysis) yang dirancang khusus untuk mentracking normal operasi atau trend dari hazard yang di timbulkan, dan melakukan LOSA (Line Operation Safety Audit), NOSS (Normal Operation Safety Survei) yang dirancang untuk memantau langsung kinerja pilot dalam pengoperasian pesawat. Dari beberapa hal tersebut sangat penting dalam identifikasi bahaya dengan proaktif.

Dalam kehidupan nyata metode reaktif dan proaktif menyediakan cara yang efektif untuk mengidentifikasi bahaya. Investigasi insiden masih merupakan kontributor terbesar dalam mengidentifikasi bahaya. Dalam safety management system yang dikatakan berhasil, pendekatan proaktif untuk identifikasi bahaya digunakan secara luas, sehingga bahaya tersebut sudah di identify dan diatasi sebelum menjadi sebuah kejadian.

Ada 3 pendekatan pelengkap untuk mengidentifikasi bahaya yang memengaruhi keselamatan sistem penerbangan global:

  1. Pendekatan Historis didasarkan pada investigasi dan analisis accident dan incident. Ini menggunakan teknik investigasi yang terbukti untuk menemukan semua fakta yang berkaitan insiden atau kecelakaan penerbangan di masalalu, dengan demikian mengidentifikasi peluang untuk menghindari kecelakaan serupa di masa yang akan datang. 
  2. Pendekata Diagnostik ditargetkan untuk mengidentifikasi pre-cursors kecelakaan dalam kolektif informasi yang ada, dimana faktor kecelakaan atau bahaya yang paling sering terjadi
  3. Pendekatan Prediktif bertujuan untuk menemukan bahaya di masa depan yang dapat terjadi sebagai konsekuensi dari perubahan di masa depan baik di dalam atau di luar sistem penerbangan global, dan kemudian memulai tindakan mitigasi sebelum bahaya tersebut muncul. Identifikasi bahaya prediktif menginformasikan desain proses sehingga bahaya dapat dihilangkan dari masa depan, dihindari dari masa depan, atau dikurangin di masa depan.
Ruang lingkup hazard dalam penerbangan
Cakupan bahaya yang ada di lingkungan operasi penerbangan sangatlah luas. Itulah sebabnya identifikasi bahaya adalah proses yang rumit karena mempertimbangkan berbagai sumber failure yang luas. Tergantung pada sifat dan ukuran organisasi, ruang lingkup operasional dan lingkungannya, ada beberapa faktor yang perlu di pertimbangkan selama identifikasi bahaya. Faktor faktor berikut tercantum pada ICAO Doc 9859 Safety Management Manual merupakan contoh sumber bahaya umum dalam penerbangan;

  • Faktor desain, termasuk peralatan dam desain tugas
  • Prosedur dan latihan operasi, termasuk dokumentasi dan checklist, dan validasi dalam operasi aktualnya
  • Komunikasi, termasuk media dan bahasa
  • Faktor personil, seperti kebijakan perusahaan untuk perekrutan dan pelatihan
  • Faktor organisasi, seperti kesesuaian produksi dan keselamatan, alokasi sumber daya, tekanan operasi dan budaya keselamatan perusahaan.
  • Faktor lingkungan kerja, seperti kebisingan, suhu, getaran sekitar, penerangan, ketersediaan peralatan dan pakaian pelindung.
  • Faktor pengawasan regulator, termasuk penerapan dan keberlakuan regulasi; sertifikasi peralatan, personel dan prosedur, audit surveilance 
  • Pertahanan, termasuk faktor faktor penyediaan sistem deteksi dan peringatan yang memadai
Klasifikasi Hazard
Klasifikasi bahaya, mengklasifikasikan tingkat keparahan suatu hazard
Setiap bahaya yang diidentifikasi harus dievalusi dan diklasifikasikan. Hal ini dilakukan untuk menentukan apakah bahanya individu atau sistematik. Bahaya dikelompokan berdasarkan tingkat keparahan konsekuensi yang timbul jika terjadi dan dicatat dalam hazard log. Proses ini di dokumentasikan dan diorganisasikan ke dalam basis data yang memfasilitasi penyimpanan dan pengambilan data hazard.

Matriks klasifikasi bahaya digunakan operator dan produsen pesawat untuk mengevaluasi hazard.
Bahaya dibagi ke 5 kelas generik tergantung pada efeknya. Di bawah ini adalah contoh dari 5 klasifikasi matriks


Karakteristik penting lain dari bahaya adalah kemungkinan (frekuensi) terjadinya. Tingkat keparahan bahaya dan kemungkinan kejadiannya digunakan untuk menilai risiko yang dapat ditimbulkan bahaya terhadap penyediaan layanan penerbangan, khususnya untuk operasi pesawat terbang dan pada akhirnya bagi kehidupan manusia. Pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi bahaya memastikan bahwa, sejauh memungkinkan, semua potensi bahaya diidentifikasi dan dinilai. Penilaian bahaya harus mempertimbangkan semua hasil yang mungkin - dari yang paling tidak mungkin sampai yang paling mungkin. Identifikasi bahaya menentukan sejauh mana efektivitas proses manajemen risiko suatu organisasi, karena memberikan input untuk dua komponen manajemen risiko lainnya, terutama Penilaian Risiko dan Mitigasi Risiko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ERP (Emergency Response Plan)

ERP , yang merupakan singkatan dari Emergency Response Plan, adalah rencana yang mencakup beberapa perangkat SOP (prosedur operasi standar) ...