Selasa, 24 September 2019

ERP (Emergency Response Plan)

ERP, yang merupakan singkatan dari Emergency Response Plan, adalah rencana yang mencakup beberapa perangkat SOP (prosedur operasi standar) yang terpisah, rencana-rencana, dan checklist yang mencakup berbagai kegiatan keselamatan, terutama yang dalam situasi darurat.

Proses ERP

Penyedia layanan harus mengembangkan, mengoordinasikan, dan memelihara Rencana Tanggap Darurat dalam rencana manajemen risiko, yang memastikan transisi yang lancar dan efisien dari operasi normal ke operasi darurat, dan kembali ke operasi normal setelah situasi darurat selesai.

ERP harus diintegrasikan ke dalam SMS organisasi. Selain itu, harus disesuaikan dengan ukuran, sifat, dan kompleksitas kegiatan organisasi terkait.

ERP harus memastikan yang berikut:


  •     transisi yang tepat waktu, tertib, dan efisien dari operasi normal ke operasi jika terjadi bahaya;
  •     Penentuan Tanggung Jawab Bahaya;
  •     Penentuan tanggung jawab dalam hal bahaya;
  •     Kekuatan key personel bertekad untuk bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan yang terkandung dalam rencana;
  •     Koordinasi upaya dengan tujuan menghilangkan bahaya dalam situasi darurat;
  •     Kelanjutan yang aman dari aktivitas normal atau kembali ke operasi normal sesegera mungkin.


ERP harus mendefinisikan tanggung jawab, peran, dan tindakan berbagai badan dan orang yang terlibat dalam prosedur dalam situasi darurat dan segala kasus bahaya.



Proses ERP yang efisien harus mencakup hal-hal berikut:


  •     Berkomunikasi dengan para stakeholders;
  •     Menetapkan konteks untuk membuat analisis;
  •     Identifikasi bahaya;
  •     Menganalisis bahaya;
  •     Mengevaluasi bahaya;
  •     Menilai risiko;
  •     Mengurangi risiko;
  •     Memantau dan meninjau situasi dengan tujuan untuk terus meningkatkan rencana tanggap darurat.

Mengapa Anda harus memiliki ERP?

Rencana Tanggap Darurat adalah dasar yang dirujuk jika terjadi insiden, kecelakaan, atau bahaya. Dan juga, ini adalah sumber daya utama dalam kasus-kasus tuntutan hukum atau investigasi.

ERP penting karena memberikan langkah-langkah yang jelas, spesifik, dan mudah yang harus dilakukan bandara atau maskapai selama atau segera setelah kecelakaan. Langkah-langkah ini penting karena melindungi banyak pemangku kepentingan yang berbeda.

Pertama-tama, mereka melindungi kehidupan manusia. Ini menyiratkan penumpang, staf, dan orang lain yang terlibat langsung atau tidak langsung ke dalam insiden tersebut.

Apalagi langkah-langkah ini melindungi maskapai. Mereka juga melindungi bandara. Kata "perlindungan" di sini tidak hanya berarti perlindungan fisik, tetapi juga perlindungan dari kewajiban.

Perusahaan asuransi menganalisis banyak faktor berbeda selama proses penentuan premi untuk maskapai atau bandara. Salah satu elemen kunci yang dianalisis oleh perusahaan asuransi adalah Rencana Tanggap Darurat.

Kenapa begitu? Sederhananya, ERP mencerminkan persiapan sebelumnya dan prosedur darurat organisasi jika terjadi bahaya yang tiba-tiba, tidak terduga, atau berisiko, situasi atau kecelakaan berbahaya, atau, secara umum, segala jenis peristiwa yang membutuhkan langkah atau tindakan segera.

ERP sangat membantu karena menyediakan kerangka kerja bagi maskapai atau bandara untuk memutuskan langkah-langkah mereka dalam situasi darurat. Ini sangat penting untuk hasil positif dari situasi kritis karena tidak adanya kerangka kerja ini akan menghasilkan keputusan yang buruk dalam situasi yang sangat sulit ini.

ERP dari maskapai atau bandara harus:

  •     Pastikan dan aktifkan komunikasi yang memfasilitasi aliran informasi di kedua arah (komunikasi top-down dan komunikasi down-top).
  •     Mengelola media dengan benar untuk melindungi para pemangku kepentingan dari rumor.
  •     Berikan rencana yang memadai untuk membantu dan menyelamatkan yang terluka.
  •     Berikan rencana yang memadai untuk orang mati.
  •     Aktifkan manajemen catatan yang tepat dan menyeluruh.
  •     Pastikan prosedur yang diperlukan untuk melakukan tes medis yang menyiratkan tes narkoba dan tes alkohol.
  •     Pastikan layanan kemanusiaan yang tepat.
Peraturan tambahan dari ERP

Menurut dokumen resmi ICAO Annex 19, Lampiran 2, yaitu dalam paragraf 1.4, ICAO menetapkan bahwa setiap operator aerodrome harus memastikan koordinasi ERP sendiri dengan ERP semua organisasi yang terkait dengan aerodrome dalam proses penyediaan layanan dan produk, dalam SMS-nya sendiri.

 

Koordinasi perencanaan kegiatan dalam situasi darurat (ERP)

Masalah-masalah berikut harus diatasi dan diperiksa:

  •     Apakah organisasi memiliki rencana tanggap darurat atau tidak
  •     Apakah ERP sesuai dengan ukuran dan kompleksitas organisasi atau tidak
  •     Jika organisasi memastikan kepatuhan prosedur ERP dengan prosedur ERP organisasi lain
  •     Jika organisasi telah menetapkan proses untuk memberi tahu staf tentang prosedur koordinasi dan penyelarasan.

 

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini harus Ya. Jika demikian, organisasi secara aktif bekerja pada pengembangan dan penerapan ERP yang sehat dan efisien, yang sangat penting untuk keselamatan penerbangan.

 

Aspek lain dari ERP

Salah satu aspek penting dari ERP adalah berurusan dengan bahan berbahaya. Ini mengacu pada bahan yang ditemukan di fasilitas yang terletak di sekitar bandara. Selain itu, ERP harus menangani bahan-bahan berbahaya yang diangkut di dekat bandara dan bahan-bahan yang berpotensi berbahaya yang digunakan di bandara.

Stakeholder yang harus dilibatkan dalam bagian perencanaan dan implementasi proses ERP ini adalah pejabat bandar udara, operator pesawat terbang, serta otoritas penting lainnya yang bertanggung jawab dari layanan keselamatan.

Pentingnya perencanaan tanggap darurat yang tepat waktu dan menyeluruh tercermin melalui gagasan dan prinsip bahwa tindakan pencegahan ini harus diatasi sebelum terjadi, bukan setelahnya.

Selain itu, proses dan kegiatan ini harus menjadi pekerjaan rutin. Ini bukan proses satu kali yang memiliki titik awal dan akhir. Ini adalah proses yang harus terus diulang untuk menghilangkan semua kemungkinan kelemahan, menyiapkan rencana respons terperinci dan bahan panduan, serta mengkomunikasikannya kepada semua orang yang dapat terlibat dalam peristiwa ini dengan cara apa pun.

 

Garis bawah

Respons perencanaan darurat adalah yang paling penting untuk mencegah, menangani, dan mengurangi konsekuensi dari situasi berbahaya dan berbahaya serta berbahaya lainnya di berbagai sektor penerbangan.

Setiap bandara, maskapai penerbangan, dan organisasi harus memiliki ERP sendiri yang harus sesuai dengan SMS-nya (Sistem Manajemen Keselamatan).

Selain itu, EPR dari organisasi penerbangan yang berbeda, termasuk maskapai penerbangan dan bandara, harus saling memenuhi dan sesuai dengan ERP dari instance yang lebih tinggi.

Akibatnya, ERP umum akan dibentuk, diakui, dikomunikasikan, dan diimplementasikan. Ini secara signifikan meningkatkan tingkat keselamatan di sektor penerbangan secara keseluruhan.

Minggu, 11 Agustus 2019

Cara terbaik memantau kelelahan dalam Safety Management System penerbangan

Mengapa pemantauan Fatigue itu penting?
Fatigue atau kelelahan adalah keenam faktor dari faktor human factors.
Fatigue atau kelelahan, secara traditional mendapat banyak perhatian bagi awak pesawat karena efek dramatis dari berbagai jenis kelelahan pada kinerja Pilot dan awak kabin.

Salah satu tantangan utama yang terkait dengan kelelahan di tempat kerja adalah bahwa gejala kelehan adalah dari manusia nya itu sendiri. Pertimbangan bahwa seseorang yang mengalami  fatigue akan:
  • Kurang memiliki kesadaran situasional 
  • Lebih mudah terganggu
  • Mempengaruhi suasana hati, seperti membuat mereka lebih sulit untuk bekerja atau kurang komunikatif
  • Lebih sulit mengelola stres.
Untungnya tidak seperti banyak faktor manusia lainya, seperti kepuasan atau komunikasi, kelelahan hampir dapat dikontrol  secara langsung dengan memanajemen risiko kelelahan. Manajemen risiko kelelahan adalah pendekatan untuk mengendalikan risiko yang melibatkan:
  • Kontrol risiko kelelahan
  • Memperoleh data kelelahan atau fatigue
  • Dan memantau data tersebut
Ini adalah proses lima bagian untuk memonitor kelelahan dalam program SMS penerbangan.
  1. Memiliki kebijakan pelaporan kelelahan
memperoleh data fatigue, sama hal nya seperti melakukan laporan fatigue. Adalah untuk memantau keletihan di lingkungan operasional anda. Namun, karyawan mungkin enggan melaporkan masalah kelelahan.

Untuk mengatasi ini, kita perlu memiliki beberapa bagian kebijakan keamanan yang didistribusikan dan diperkuat dengan jelas dalam organisasi
  • Kebijakan wajib pelaporan untuk fatigue (baik terlihat pada orang lain atau dialamin sendiri)
  • Kebijakan pelaporan bersifat non-hukuman yang memperkuat fakta bahwa pelaporan diri kelelahan hanya untuk laporan saja
Kebijakan ini harus secara teratur dikomunikasikan kepada karyawan.

      2. Memiliki form pelaporan fatigue
Contoh laporan fatigue dalam SMS penerbangan
Memperoleh data fatigue adalah proses dasar untuk memantau kelelahan dalam program SMS penerbangan. Ini hanya melibatkan laporan khusus untuk kelelahan sebagai bagian dari proses pelaporan bahaya (hazard reporting).

Dalam proses hazard reporting secara manual, seperti dengan menggunakan kertas, kita harus memiliki salinan laporan fisik nya.

Formulir pelaporan khusus fatigue harus mencakup semua detail kelelahan yang relevan, seperti:
  • Periode tugas
  • Faktor kontribusi
  • Gejala kognitif
  • Tingkat kewaspadaan
  • dan Detail dasar lainnya(nomor penerbangan, tindakan yang diambil, dll)
Termasuk semua informasi ini memungkinkan untuk penambahan data yang kompleks dimasa depan dan menyediakan manajemen dengan semua data yang diperlukan untuk mengelola masalah keselamatan.

      3. Sertakan klasifikasi untuk berbagai tingkat kelelahan.
Contoh klasifikasi kelelahan, anda harus memiliki berbagai klasifikasi kapan anda dapat menetapkan masalah keselamatan, seperti:
  • Jenis masalah
  • Bahaya
  • Akar permasalahan
  • Human factors
Dalam klasifikasi, kita harus memiliki beberapa jenis klasifikasi untuk fatigue. Misalnya, kita memiliki klasifikasi fatigue sebagai berikut:
  • Secara pribadi, laporan fatigue
  • fatigue dilaporkan sebelum terjadinya bahaya
  • Gejala fatigue mulai dari sedang sampai berat
  • Gejala fatigue ringan dan sedang.
Kita harus memasukkan klasifikasi fatigue dalam human factor, akar penyebab atau jenis masalah. tergantung pada jenis klasifikasi yang digunakan.

     4. Memiliki grafik fatigue otomatis
Laporan manajemen risiko kelelahan

Memantau kinerja kelelahan dalam program SMS penerbangan semudah memantau bagan keselamatan klasifikasi keletihan.
Memiliki laporan kelelahan otomatis akan sangat membantu kita dalam melakukanya. Bagan laporan keselamatan otomatis akan:
  • Secara otomatis memperbaharui ketika klasifikasi kelelahan di cantumkan.
  • Tampilan angka untuk setiap klasifikasi keletihan seiring waktu.
Melihan grafik kelelahan selama periode waktu memungkinkan anda untuk:
  • Melihat trend dalam jumlah laporan fatigue dari waktu ke waktu
  • dan membandingkan periode waktu saat ini dengan periode waktu sebelum nya 
Idealnya, kita akan melihat jumlah laporan fatigue yang konsisten setelah menerapkan kontrol risiko kelelahan. Ini menunjukan bahwa personil melaporkan kelelahan. Dan juga dapat melihat mayoritas klasifikasi sebagai yang dilaporkan secara pribadi dan tingkat kelelahan dari rendah sampai sedang, menunjukan bahwa karyawan menanggapi kelelahan dengan serius dan secara proaktif menggambil langkah-langkah untuk menguranginya di lingkungan operasional.

     5. Menerapkan kontrol Risiko kelelahan dan Pemantauan
Untuk mempraktikkan manajemen risiko kelelahan, kita perlu menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko kelelahan. Termasuk hal-hal seperti:
  • Kebijakan wajib pelaporan terhadap kelelahan 
  • Tes kelelahan sebelum penerbangan
  • pelaporan wajib duty time pilot
  • Kebijakan mengenai duty time awak pesawat
Saat kita memantau klasifikasi fatigue, kita mungkin perlu memperbaharui atau membuat kontrol risiko tambahan. Kita tahu kontroling bekerja ketika kita memiliki jumlah laporan kelelahan yang konsisten yang dilaporkan secara proaktif.

Senin, 15 April 2019

Jaminan keselamatan (Safety Assurance)


Definisi

Semua tindakan terencana dan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan yang memadai bahwa suatu produk, layanan, organisasi atau sistem fungsional mencapai keselamatan yang dapat diterima atau di toleransi. 

Safety assurance - Proses manajemen formal dalam SMS yang secara sistematis memberikan keyakinan bahwa produk/layanan organisasi memenuhi persyaratan keselamatan

Deskripsi
Kegiatan safety assurance merupakan inti dari SMS yang harus dilaksanakan oleh penyedia layanan penerbangan( termasuk operator pesawat ) untuk memenuhi ICAO dan persyaratan regulator. Safety assurance mencakup pengaturan organisasi dan proses sistematis untuk pengawasan dan pencatatan berkelanjutan atas kinerja keselamatan organisasi, serta proses evaluasi dan praktik manajemen keselamatan. Safety assurance adalah cara untuk menunjukkan bahwa pengaturan dan proses organisasi untuk pencapaian keselamatan diterapkan dengan benar dan terus mencapai tujuan yang dimaksudkan.

Komponen SMS safety assurance diidentifikasi oleh ICAO
menurut ICAO Doc 9859 tentang safety management manual, safety assurance mencakup aktifitas sebagai berikut:
  • Safety performance monitoring dan pengukuran(measurement) - Operator pesawat/penyedia layanan harus mengembangkan dan memelihara sarana untuk memverifikasi bahwa kinerja keselamatan organisasi sesuai dengan kebijakan dan tujuan keselamatan, dan untuk menvalidasi efektivitas manajemen risiko keselamatan. Ini dapat dicapai dengan memantau dan mengukur hasil kegiatan yang harus dilakukan oleh personel operasional untuk pemberian layanan oleh organisasi.
  • Management of change - Organisasi penyedia layanan penerbangan harus mengembangkan dan memelihara proses formal untuk mengidentifikasi dan mengelola perubahan dalam organisasi yang dapat memengaruhi proses, prosedur, produk, dan layanan yang di tetapkan. Management of change harus memastikan bahwa kinerja keselamatan yang diperlukan dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan risiko keselamatan yang dihasilkan dari perubahan dalam organisasi, penyediaan layanan atau dalam lingkungan operasional.
  • Peningkatan berkelanjut pada SMS (continous improvement) - Organisasi penyedia layanan penerbangan harus mengembangkan dan memelihara proses formal untuk mengidentifikasi penyebab kinerja sub standar SMS, menentukan implikasi kinerja sub standar dalam operasi, dan menghilangkan penyebab tersebut
Komponen safety assurance
  • Safety survei, harus dilakukan sebagai hal yang rutin, untuk merekomendasikan perbaikan jika diperlukan, untuk memberikan jaminan kepada manager tentang keselamatan kegiatan di daerah mereka dan untuk mengkonfirmasi kesesuaian dengan bagian yang berlaku dari sistem manajemen keselamatan mereka
  • Safety monitoring, harus memastikan bahwa ada metode untuk mendeteksi perubahan dalam sistem atau operasi yang dapat menyarankan elemen apa pun apabila mendekati titik dimana standar keselamatan yang dapat diterima tidak lagi tepenuhi dan akan segeran diambil tindakan korektif
  • Safety records, harus dijaga sepanjang operasi SMS sebagai dasar untuk memberikan jaminan keselamatan untuk semua yang terkait. Catatan keselamatan mencakup semua dokumentasi yang diproduksi dan dijaga selama operasi proses SMS, termasuk risk assessment dan risk mitigasi
Aktifitas regulator dengan safety assurance
Regulator harus terus mengevaluasi pengaturan dan proses manajemen keselamatan yang diterapkan oleh penyedia layanan penerbangan dengan cara audit keselamatan regulasi eksternal dan metodologi pengawasan keselamatan lainnya.

Minggu, 07 April 2019

Budaya keselamatan (Safety Culture)


Adalah cara bagaimana safety dalam dapat dirasakan, dihargai, dan di prioritaskan dalam suatu organisasi. Ini mencerminkan komitmen nyata terhadap keselamatan di semua tingkatan dalam organisasi.
Safety culture bukanlah sesuatu yang anda dapatkan atau beli, safety culture adalah sesuatu yang diperoleh organisasi sebagai produk dari efek gabungan dari oragnisasional culture, profesional culture, dan nasional culture. Safety culture bisa positif, negatif dan netral. Bergantung pada apa yang orang yakini tentang pentingnya keselamatan, termasuk apa yang mereka pikirkan bahwa rekan kerja, atasan, dan pemimpin mereka benar-benar percaya tentang keselamatan sebagai prioritas.

Mengapa safety culture itu penting?
Safety culture dapat berdampak pada kinerja kerja yang aman. Jika seseorang percaya bahwa keselamatan tidak benar-benar penting, bahkan sementara, kemudian penyelesaian masalah, mengambil jalan pintas masalah, atau membuat keputusan dan penilaian yang tidak aman akan menjadi hasilnya.
Respon pertama yang dapat dipahami terhadap safety culture adalah:

Kita sudah punya Safety Management System, mengapa perlu ada Safety culture juga?
Safety manajemen sistem mewakili kompetensi organisasi di bidang keselamatan, dan penting untuk memiliki SMS dan staff safety yang kompeten untuk melaksanakannya. Tetapi aturan dan proses tersebut mungkin tidak selalu diikuti, terutama jika orang-orang dalam organisasi mempercayai itu. Untuk memastikan komitmen yang diperlukan untuk keselamatan, pemimpin organisasi harus menunjukkan bahwa keselamatan adalah prioritas mereka.
Jadi, organisasi memerlukan SMS dan Safety Culture yang sehat untuk mencapai kinerja keselamatan yang dapat diterima. Tetapi di dalam penerbangan, ada masalah yang umumnya sangat aman, dengan hasil kejadian dan kecelakaan serius yang jarang terjadi, ini berarti bahwa hampir semua organisasi akan mengganggap mereka sudah aman. Mungkin ada beberapa laporan insiden, dan ini mungkin tingkat keparahanya rendah; safety case mungkin sudah tersedia untuk operasi saat ini dan di masa depan. Kecelakaan pesawat biasanya kompleks dan berbagai penyebab dapat diidentifikasi, sehingga tidak terlalu mudah untuk melihat mereka datang.  Yang lebih sulit untuk dilihat adalah situasi yang berkontribusi untuk visi kedepan organisasi dalam keselamatan, sebagai contoh: pelaporan insiden yang kurang karena kekhawatiran  akan tuduhan atau penuntuta, dikarenakan kurangnya rasa saling percaya.

Jika anda ingin tetap aman, anda harus mengetahui realitas keselamatan di organisasi anda
Bagaimana bisa seorang CEO bisa yakin faktor-faktor merusak yang tergaris bawahi terbukti dalam
organisasi mereka? Dengan bertanya pada direksi mereka? Dengan keliling menanyakan kepada tenaga kerja? sebagai alternatifnya, dan sebagai pendekatan yang lebih kuat, adalah melakukan safety culture survei untuk megukur sebagai perbandingan yang dapat dilakukan secara berulang.

Bagaimana anda mengukur safety culture?
Budaya keselamatan, seperti budaya, terkadang sulit dilihat dari dalam. Seperti ikan yang berenang di air. Survei budaya keselamatan di sebagian besar industri, biasanya merupakan kombinasi dari perspektif internal dan eksternal; Pandangan orang luar digunakan untuk membantu menjadikan objektif sudut pandang orang dalam. Namun demikian, penting untuk memiliki safety manager di dalam organisasi yang dapat bertindak sebagai penghubung antara temuan survei dan staf di semua tingkatan organisasi.

tipikal safety culture survei
Ini adalah proses yang telah dicoba dan diuji dimulai dengan diskusi 'prelaunch' untuk menjelaskan proses,memutuskan luas dan salinan survei, dan untuk meyakinkan penyedia layanan/operator bahwa pendekatan bersifat; Anonim, Rahasia untuk organisasi, independen - tidak berpihak pada kelompok tertentu.
Proses survei harus mengarah pada tindakan yang jelas dan ringkas yang dikembangakan oleh organisasi untuk mengatasi setiap kekurangan yang diidentifikasi.


Apa yang disampaikan di dalam safety culture?
Safety culture yang optimal akan memberikan gambaran risiko operasional yang lebih jelas dan lebih komprehensif, yang mencakup semua aspek kegiatan organisasi. ini dimungkinkan melalui pencapaian aliran informasi yang lebih baik dan pemeliharaan yang efektif dalam organisasi tentang kinerja keselamatan sebagai prioritas.

Mengapa kesadaran terhadap safety culture sangat penting?
Karena berfokus pada mengetahui apa tingkat safety culture dan berusaha untuk mencapai tingkat yang memadai membawa fokus yang lebih baik pada pencatatan insiden, analisis insiden, pelatihan staf dan integrasi pemeliharaan keselamatan dan prioritas keselamatan operasional.

Safety culture harus dilihat sebagai target bisnis utama sehingga orang-orang diberdayakan untuk bertindak demi kepentingan keselamatan dalam pengetahuan, bahwa manajemen akan mendukung mereka. Peningkatan rasa saling percaya ini selalu disertai dengan dampak positif pada produktifitas.


Senin, 01 April 2019

Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Definisi
Penilaian Risiko(risk assessment) adalah evaluasi yang didasarkan pada pertimbangan teknik dan operasional atau metode analisis untuk menetapkan apakah risiko yang dicapai atau yang dirasakan dapat diterima atau dapat ditoleransi.

Risiko(risk) adalah potensi yang dinilai untuk konsekuensi yang merugikan akibat bahaya. Kemungkinan bahwa potensi bahaya untuk menyebabkan kerusakan akan muncul.

Risko berarti kombinasi dari keseluruhan probabilitas, atau frekuensi terjadinya efek berbahaya yang disebabkan oleh bahaya dan tingkat keparahan efek tersebut.

Objektif
Penilaian risiko(risk assessment) dilakukan untuk menentukan besarnya risiko dan untuk menentukan apakah diperlukan langkah-langkah untuk menampungnya dalam batas yang di tentukan.
Risk assessment berkontribusi untuk mengendalikan risiko ke tingkat yang dapat diterima atau ditoleransi.

Operator pesawat terbanga dan organisasi penyedia layanan penerbangan lainnya harus menetapkan dan menerapkan proses formal manajemen risiko dalam kerangka orgasini SMS. Manajemen risiko harus memastikan bahwa risiko dianalisis secara sistematis (dalam hal probabilitas kejadian dan tingkat keparahan dampak bahaya), dinilai (dalam hal tolerabilitas) dan di kendalikan ke tingkat yang dapat di terima(dengan menerapkan langkah-langkah mitigasi).
Operator pesawat terbang dan organisasi penyedia layanan penerbangan juga harus menetapkan level manajemen tersebut dengan wewenang untuk  membuat keputusan terkait toleransi risiko keselamatan.

Risk assessment adalah langkah kedua dalam proses manajemen risiko. Setelah dampak dan bahayanya telah ditentukan selama langkah pertama dengan cara mengidentifikasi bahaya, analisis diperlukan untuk menilai probabilitas dampak bahaya yang terjadi dan tingkat keparahan efek ini pada operasi penerbangan. ICAO Doc 9859 - Safety Management Manual menyoroti pentingnya membedakan antara hazard(potensi menimbulkan kerusakan) dan risk.
Risk assessment didasarkan pada evaluasi kriteria berikut; Tingkat keparahan bahaya, probabilitas(frekuensi) terjadinya dan tolerabilitas efeknya.

Severity Hazard (Tingkat Bahaya)
Kriteria utama yang digunakan untuk menilai tingkat keparahan bahaya adalah dampak pada keselamatan pesawat terbang dan penumpangnya serta orang lain yang  mungkin terkena dampak langsung. Elemen yang harus dipertimbangkan dalam penilaian tingkat keparahan akan mencakup sejumlah indikator, seperti beban kerja kru, waktu paparan terhadap hazard, faktor faktor yang memberatkan dll. Faktor faktor kelompok lain yang harus di pertimbangkan  adalah cara mitigasi yang dianggap dapat diterima oleh keselamatan regulator, misalnya penggunaan efektif Airborne Collision Avoidance System(ACAS) sebagai sarana mitigasi untuk bahaya tabrakan udara.
Penilaian yang baik atas keparahan dampak bahaya memerlukan pengetahuan terperinci tentang lingkungan operasi dan layanan (fungsi) yang harus dilakukan.

Probability occurrence (kemungkinan terjadinya bahaya)
Perkiraan probabilitas bahaya yang terjadi biasanya dicapai dengan cara tinjauan terstruktur menggunakan skema standar klasifikasi.
Klasifikasi Risiko (Risk classification)
Baik probabilitas terjadinya efek bahaya dan potensi tingkat keparahan efek bahaya, perlu diperhitungkan saat memutuskan tolerabilitas (acceptability) risiko. Ini adalah praktik umum untuk menggunakan matriks klasifikasi risiko untuk mendukung penilaian dua dimensi ini.
Tingkat keparahan(severity level) di urutkan dalam Catastrophic, hazardous, minor dan major, dengan deskripsi untuk masing-masing indikasi potensi konsekuensi keparahan. Probability occurence diperingkatkan melalui 5 tingkat definisi kualitatif yang berbeda

Nilat numerik bole ditetapkan dengan tujuan untuk menimbang kepentingan relatif dari setiap tingkat keparahan(severity) dan probabilitas. Gabungan penilaian risiko.

Berdasarkan pada approach dan metodologi yang digunakan, risiko dapat diungkapkan dengan berbagai cara, misal:
  • jumlah kematian untuk jangka waktu tertentu
  • tingkat kehilangan(misal jumlah kecelakaan fatal per kilometer/jam terbang yang diterbangkan  dll.)
  • Probability kecelakaan serius dalam rentang waktu tertentu atau per jam penerbangan yang diterbangkan
  • Nilai kerugian yang diharapkan melawan pendapatan operasi tahunan
Diseluruh industri penerbangan, banyak versi berbeda dari matrix penilaian risiko yang tersedia. Beberapa definisi dan kategori bervariasi, tetapi konsep umum tetap sama.

Penilaian Tolerabilitas ( Tolerability assessment)
Output dari klasifikasi risiko digunakan untuk menentukan risiko yang harus ditindaklanjuti oleh organisasi. Pengambilan keputusan akan membutuhkan kriteria yang jelas tentang risiko yang dapat diterima atau ditoleransi dan risiko yang tidak dapat diterima. Penilain tolerabilitas (acceptability) sangat penting dalam membuat keputusan rasional untuk mengalokasikan sumber daya organisasi yang terbatas terhadap risiko-risiko yang merupakan ancaman terbesar dan proses ini seringkali memerlukan cost benefit-analisis. ICAO mendefinisikan tolerabilitas risiko dengan sebagai berikut:

Setelah menggunakan matriks risiko untuk menetapkan nilai pada risiko. Serangkaian nilai dapat di terapkan untuk mengkategorikan risiko sebagai dapat diterima(accepable), tidak diinginkan(undesirable), atau tidak dapat diterima (unacceptable). Istilah ini dijelaskan di bawah:
  • Acceptable berarti tidak ada tindakan lebih lanjut yang perlu diambil (kecuali risikonya dapat dikurangi lebih lanjut dengan sedikit biaya dan usaha)
  • Undesirable (dapat di toleransi) berarti bahwa orang-orang yang terkena dampak risiko masih tertoleransi
  • Unacceptable berarti operasi dalam kondisi saat ini harus dihentikan sampai risiko dikurangi setidaknya ke tingkat yang dapat ditoleransi. 
Berbagai strategi dan pendekatan dapat digunakan oleh operator pesawat terbang dan penyedia layanan penerbangan untuk mengurangi risiko yang tidak dapat diterima ke tingkat yang dapat ditoleransi. Langkah ketiga dan sangat penting dari manajemen risiko ini akan di bahas lebih lanjut dalam Mitigasi Risiko.

Metode kuantitatif dan qualitatif untuk Risk assessment
Menurut ICAO Doc 9859 - Safet Management Manual, ada banyak opsi.. formal dan nonformal untuk mendekati aspek analitis dari risk assessment. Untuk beberapa risiko, jumlah variabel dan ketersediaan data yang sesuai dan model matematika dapat mengarah pada hasil yang kredibel dengan metode kuantitatif(membutuhkan analisis matematis dari data tertentu). Namun ICAO manyatakan bahwa sedikit bahaya dalam penerbangan yang memungkinkan mereka untuk melakukan analisis yang kredibel hanya melalui metode kuantitatif. Biasanya, analisis ini dilengkapi secara kualitatif melalui analisis kritis dan logis dari fakta yang diketahui dan hubunganya.

Senin, 25 Maret 2019

Apa itu Manajemen Risiko Keselamatan (Safety Risk Management)?

Safety Risk Management berfokus pada identifikasi bahaya dan proses safety management risk nya.

Tujuan safety management risk - Penyedia layanan penerbangan harus memastikan bahwa risiko di sekitar operasi dapat mereka kendalikan. Kalau tidak, operator ini tidak akan bertahan dalam bisnis dalam waktu yang lama. Mereka akan kehilangan sertifikat dan customer mereka karena aktifitas manajemen risiko yang buruk.

Kegiatan manajemen risiko keselamatan meliputi:
  • Identifikasi bahaya
  • Penilaian risiko(Risk Assesment); Probabilitas, dan keparahan risiko.
  • Implementasi dan Dokumentasi sebagai tindakan pengendalian.
 Identifikasi bahaya dimulai dengan pemahaman tentang "proses dan sistem" yang di hadapkan pada penyedia layanan penerbangan. Terkait proses dan sistem yang  mungkin termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
  • Equipment
  • Human interfaces
  • Regulatory pressure
  • Client interaction
Memahami sistem yang terkait sangat penting dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan manajemen risiko keselamatan(Safety Risk Management). Ini bukan area yang harus dikelola oleh safety team. Tetapi juga oleh para departemen lain, sebut saja kepala departemen yang mempunyai tanggung jawab untuk sistem ini. System description menjadi titik awal yang sangat berharga untuk memulai proses identifikasi bahaya.

Hazard identifikasi dan peninjauan hazard yang teridentifikasi harus menjadi kegiatan rutin yang dilakukan dan diperbarui. Ketika sebuah risiko (risk) tidak dapat ditoleransi, atau sebuah aktifitas atau kegiatan yang baru memerlukan perubahan dalam operasi, proses "Management of Change" yang formal harus dimulai dan di dokumentasikan dengan baik. 

Minggu, 24 Maret 2019

Safety Awareness dan Accident Prevention

Objektif - Untuk memperkenalkan poin poin penting dari konsep keselamatan dasar dan tinjauan umum tentang pengelolaan risiko dalam konteks pencegahan kecelakaan.

Keselamatan dianggap sebagai keadaan dimana risiko kerugian terhadap orang atau kerusakan properti berkurang dan di pertahankan pada acceptable level melalui proses identifikasi bahaya dan manajemen risiko yang berkelanjutan.

Kecelakaan(Accident) adalah kejadian selama pengoperasian pesawat terbang, yang mencakup:
  • Kematian, cedera serius 
  • kerusakan substansial pada pesawat yang melibatkan kegagalan struktural atau membutuhkan perbaikan besar pesawat; atau
  • pesawat hilang 
Suatu insiden(incident) adalah kejadian, selain kecelakaan, terkait dengan pengoperasian pesawat terbang yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keselamatan operasi. Sedangkan insiden srius (serious incident) adalah insiden yang melibatkan keadaan yang mengindikasikan bahwa kecelakaan hampir terjadi.

Serious incident

 Incident
 Accident

Penyebab Accident dan Incident
memahami penyebab kecelakaan dan insiden adalah kunci pencegahan kecelakaan.
Karena kecelakaan dan insiden terkait sangat erat, tidak ada upaya untuk membedakan penyebab kecelakaan dari penyebab insiden.

Memahami konteks accident/incident
Beberapa faktor utama yang membentuk konteks kecelakaan dan insiden, termasuk:
  • Desain peralatan 
  • infrastruktur pendukung 
  • faktor manusia dan budaya
  • budaya keselamatan pada perusahaan
  • faktor biaya
memahami konteks dimana kecelakaan terjadi adalah dasar untuk pencegahan kecelakaan

Desain Peralatan
  • apakah peralatan ini digunakan sesuai dengan kegunaannya?
  • apakah peralatan berhadapan langsung dengan operator? apakah aman untuk pengguna?
  • apakah peralatan sesuai dengan ruang yang dialokasikan?
  • dll.
Infrastruktur pendukung
Perspektif Regulator(DGCA)
  • Lisensi personel
  • Sertifikasi pesawat, Operator, penyedia layanan, dan aerodrom.
  • memastikan penyediaan layanan yang diperlukan
  • investigasi kecelakaan dan insideng
  • memberikan pengawasan keamanan operasional
 Perspektif pilot
  • Pesawat udara layak udara untuk jenis operasi 
  • Layanan aerodrom, ground handling, dan flight planning yang memadai dan handal
  • Dukungan efektif dari organisasi sehubungan dengan pelatihan awal dan berulang, penjadwalan, flight dispatch dan flight following. dll
Perspektif Air Traffic Controller
  • Ketersediaan peralatan yang dapat dioperasikan untuk tugas operasional ATC
  • Prosedur yang efektif untuk penanganan pesawat yang aman dan cepat
  • Dukungan efektif dari induk organisasi sehubungan dengan pelatihan awal dan berulang, rostering dan kondisi kerja umum.
Human Factor (faktor manusia)
  • Elemen manusia adalah bagian yang paling fleksibel dan mudah beradaptasi dari sistem penerbangan, tetapi juga merupakan elemen yang paling rentan terhadap pengaruh yang dapat mempengaruhi kinerjanya.
  • Memahami konteks operasi yang dilakukan manusia itu sendiri
 Faktor budaya( Cultural Factor)
 

Human Error
  • Kesalahan bukanlah jenis perilaku menyimpang; kesalahan merupakan sifat alami dari hampir semua usaha manusia
  • Kesalahan harus diterima sebagai komponen normal dimana sistem dan manusia saling berinteraksi
 
Kontrol human error
  • Strategi pengurangan kesalahan mengintervensi langsung pada sumber kesalahann dengan mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesalahan. Bertujuan menghilangkan segala kondisi buruk yang meningkatkan risiko kesalahan.
  • Error capturing mengasumsikan bahwa kesalahan telah terjadi. Tujuanya adalah untuk menangkap kesalaham sebelum konsekuensi yang merugikan dari kesalahan tersebut dirasakan.
  • Error tolerance mengacu pada kemampuan suatu sistem untuk menerima kesalahan tanpa konsekuensi serius.
Accident prevention cycle
 
Managing Risk
Sumber Hazard Identifikasi:
  • Program pelaporan hazard dan insiden 
  • investigasi dan tindak lanjut dari bahaya dan insiden yang di laporkan
  • Analisis trend hazard
  • Feedback dari training
  • Analisis data penerbangan
  • Safety survei dan safety audit pengawasan operasional
  • Memonitoring normal line operation
  • State investigasi terkait accident dan serius incident
  • Program pertukaran informasi

ERP (Emergency Response Plan)

ERP , yang merupakan singkatan dari Emergency Response Plan, adalah rencana yang mencakup beberapa perangkat SOP (prosedur operasi standar) ...