Senin, 15 April 2019

Jaminan keselamatan (Safety Assurance)


Definisi

Semua tindakan terencana dan sistematis yang diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan yang memadai bahwa suatu produk, layanan, organisasi atau sistem fungsional mencapai keselamatan yang dapat diterima atau di toleransi. 

Safety assurance - Proses manajemen formal dalam SMS yang secara sistematis memberikan keyakinan bahwa produk/layanan organisasi memenuhi persyaratan keselamatan

Deskripsi
Kegiatan safety assurance merupakan inti dari SMS yang harus dilaksanakan oleh penyedia layanan penerbangan( termasuk operator pesawat ) untuk memenuhi ICAO dan persyaratan regulator. Safety assurance mencakup pengaturan organisasi dan proses sistematis untuk pengawasan dan pencatatan berkelanjutan atas kinerja keselamatan organisasi, serta proses evaluasi dan praktik manajemen keselamatan. Safety assurance adalah cara untuk menunjukkan bahwa pengaturan dan proses organisasi untuk pencapaian keselamatan diterapkan dengan benar dan terus mencapai tujuan yang dimaksudkan.

Komponen SMS safety assurance diidentifikasi oleh ICAO
menurut ICAO Doc 9859 tentang safety management manual, safety assurance mencakup aktifitas sebagai berikut:
  • Safety performance monitoring dan pengukuran(measurement) - Operator pesawat/penyedia layanan harus mengembangkan dan memelihara sarana untuk memverifikasi bahwa kinerja keselamatan organisasi sesuai dengan kebijakan dan tujuan keselamatan, dan untuk menvalidasi efektivitas manajemen risiko keselamatan. Ini dapat dicapai dengan memantau dan mengukur hasil kegiatan yang harus dilakukan oleh personel operasional untuk pemberian layanan oleh organisasi.
  • Management of change - Organisasi penyedia layanan penerbangan harus mengembangkan dan memelihara proses formal untuk mengidentifikasi dan mengelola perubahan dalam organisasi yang dapat memengaruhi proses, prosedur, produk, dan layanan yang di tetapkan. Management of change harus memastikan bahwa kinerja keselamatan yang diperlukan dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan risiko keselamatan yang dihasilkan dari perubahan dalam organisasi, penyediaan layanan atau dalam lingkungan operasional.
  • Peningkatan berkelanjut pada SMS (continous improvement) - Organisasi penyedia layanan penerbangan harus mengembangkan dan memelihara proses formal untuk mengidentifikasi penyebab kinerja sub standar SMS, menentukan implikasi kinerja sub standar dalam operasi, dan menghilangkan penyebab tersebut
Komponen safety assurance
  • Safety survei, harus dilakukan sebagai hal yang rutin, untuk merekomendasikan perbaikan jika diperlukan, untuk memberikan jaminan kepada manager tentang keselamatan kegiatan di daerah mereka dan untuk mengkonfirmasi kesesuaian dengan bagian yang berlaku dari sistem manajemen keselamatan mereka
  • Safety monitoring, harus memastikan bahwa ada metode untuk mendeteksi perubahan dalam sistem atau operasi yang dapat menyarankan elemen apa pun apabila mendekati titik dimana standar keselamatan yang dapat diterima tidak lagi tepenuhi dan akan segeran diambil tindakan korektif
  • Safety records, harus dijaga sepanjang operasi SMS sebagai dasar untuk memberikan jaminan keselamatan untuk semua yang terkait. Catatan keselamatan mencakup semua dokumentasi yang diproduksi dan dijaga selama operasi proses SMS, termasuk risk assessment dan risk mitigasi
Aktifitas regulator dengan safety assurance
Regulator harus terus mengevaluasi pengaturan dan proses manajemen keselamatan yang diterapkan oleh penyedia layanan penerbangan dengan cara audit keselamatan regulasi eksternal dan metodologi pengawasan keselamatan lainnya.

Minggu, 07 April 2019

Budaya keselamatan (Safety Culture)


Adalah cara bagaimana safety dalam dapat dirasakan, dihargai, dan di prioritaskan dalam suatu organisasi. Ini mencerminkan komitmen nyata terhadap keselamatan di semua tingkatan dalam organisasi.
Safety culture bukanlah sesuatu yang anda dapatkan atau beli, safety culture adalah sesuatu yang diperoleh organisasi sebagai produk dari efek gabungan dari oragnisasional culture, profesional culture, dan nasional culture. Safety culture bisa positif, negatif dan netral. Bergantung pada apa yang orang yakini tentang pentingnya keselamatan, termasuk apa yang mereka pikirkan bahwa rekan kerja, atasan, dan pemimpin mereka benar-benar percaya tentang keselamatan sebagai prioritas.

Mengapa safety culture itu penting?
Safety culture dapat berdampak pada kinerja kerja yang aman. Jika seseorang percaya bahwa keselamatan tidak benar-benar penting, bahkan sementara, kemudian penyelesaian masalah, mengambil jalan pintas masalah, atau membuat keputusan dan penilaian yang tidak aman akan menjadi hasilnya.
Respon pertama yang dapat dipahami terhadap safety culture adalah:

Kita sudah punya Safety Management System, mengapa perlu ada Safety culture juga?
Safety manajemen sistem mewakili kompetensi organisasi di bidang keselamatan, dan penting untuk memiliki SMS dan staff safety yang kompeten untuk melaksanakannya. Tetapi aturan dan proses tersebut mungkin tidak selalu diikuti, terutama jika orang-orang dalam organisasi mempercayai itu. Untuk memastikan komitmen yang diperlukan untuk keselamatan, pemimpin organisasi harus menunjukkan bahwa keselamatan adalah prioritas mereka.
Jadi, organisasi memerlukan SMS dan Safety Culture yang sehat untuk mencapai kinerja keselamatan yang dapat diterima. Tetapi di dalam penerbangan, ada masalah yang umumnya sangat aman, dengan hasil kejadian dan kecelakaan serius yang jarang terjadi, ini berarti bahwa hampir semua organisasi akan mengganggap mereka sudah aman. Mungkin ada beberapa laporan insiden, dan ini mungkin tingkat keparahanya rendah; safety case mungkin sudah tersedia untuk operasi saat ini dan di masa depan. Kecelakaan pesawat biasanya kompleks dan berbagai penyebab dapat diidentifikasi, sehingga tidak terlalu mudah untuk melihat mereka datang.  Yang lebih sulit untuk dilihat adalah situasi yang berkontribusi untuk visi kedepan organisasi dalam keselamatan, sebagai contoh: pelaporan insiden yang kurang karena kekhawatiran  akan tuduhan atau penuntuta, dikarenakan kurangnya rasa saling percaya.

Jika anda ingin tetap aman, anda harus mengetahui realitas keselamatan di organisasi anda
Bagaimana bisa seorang CEO bisa yakin faktor-faktor merusak yang tergaris bawahi terbukti dalam
organisasi mereka? Dengan bertanya pada direksi mereka? Dengan keliling menanyakan kepada tenaga kerja? sebagai alternatifnya, dan sebagai pendekatan yang lebih kuat, adalah melakukan safety culture survei untuk megukur sebagai perbandingan yang dapat dilakukan secara berulang.

Bagaimana anda mengukur safety culture?
Budaya keselamatan, seperti budaya, terkadang sulit dilihat dari dalam. Seperti ikan yang berenang di air. Survei budaya keselamatan di sebagian besar industri, biasanya merupakan kombinasi dari perspektif internal dan eksternal; Pandangan orang luar digunakan untuk membantu menjadikan objektif sudut pandang orang dalam. Namun demikian, penting untuk memiliki safety manager di dalam organisasi yang dapat bertindak sebagai penghubung antara temuan survei dan staf di semua tingkatan organisasi.

tipikal safety culture survei
Ini adalah proses yang telah dicoba dan diuji dimulai dengan diskusi 'prelaunch' untuk menjelaskan proses,memutuskan luas dan salinan survei, dan untuk meyakinkan penyedia layanan/operator bahwa pendekatan bersifat; Anonim, Rahasia untuk organisasi, independen - tidak berpihak pada kelompok tertentu.
Proses survei harus mengarah pada tindakan yang jelas dan ringkas yang dikembangakan oleh organisasi untuk mengatasi setiap kekurangan yang diidentifikasi.


Apa yang disampaikan di dalam safety culture?
Safety culture yang optimal akan memberikan gambaran risiko operasional yang lebih jelas dan lebih komprehensif, yang mencakup semua aspek kegiatan organisasi. ini dimungkinkan melalui pencapaian aliran informasi yang lebih baik dan pemeliharaan yang efektif dalam organisasi tentang kinerja keselamatan sebagai prioritas.

Mengapa kesadaran terhadap safety culture sangat penting?
Karena berfokus pada mengetahui apa tingkat safety culture dan berusaha untuk mencapai tingkat yang memadai membawa fokus yang lebih baik pada pencatatan insiden, analisis insiden, pelatihan staf dan integrasi pemeliharaan keselamatan dan prioritas keselamatan operasional.

Safety culture harus dilihat sebagai target bisnis utama sehingga orang-orang diberdayakan untuk bertindak demi kepentingan keselamatan dalam pengetahuan, bahwa manajemen akan mendukung mereka. Peningkatan rasa saling percaya ini selalu disertai dengan dampak positif pada produktifitas.


Senin, 01 April 2019

Penilaian Risiko (Risk Assessment)


Definisi
Penilaian Risiko(risk assessment) adalah evaluasi yang didasarkan pada pertimbangan teknik dan operasional atau metode analisis untuk menetapkan apakah risiko yang dicapai atau yang dirasakan dapat diterima atau dapat ditoleransi.

Risiko(risk) adalah potensi yang dinilai untuk konsekuensi yang merugikan akibat bahaya. Kemungkinan bahwa potensi bahaya untuk menyebabkan kerusakan akan muncul.

Risko berarti kombinasi dari keseluruhan probabilitas, atau frekuensi terjadinya efek berbahaya yang disebabkan oleh bahaya dan tingkat keparahan efek tersebut.

Objektif
Penilaian risiko(risk assessment) dilakukan untuk menentukan besarnya risiko dan untuk menentukan apakah diperlukan langkah-langkah untuk menampungnya dalam batas yang di tentukan.
Risk assessment berkontribusi untuk mengendalikan risiko ke tingkat yang dapat diterima atau ditoleransi.

Operator pesawat terbanga dan organisasi penyedia layanan penerbangan lainnya harus menetapkan dan menerapkan proses formal manajemen risiko dalam kerangka orgasini SMS. Manajemen risiko harus memastikan bahwa risiko dianalisis secara sistematis (dalam hal probabilitas kejadian dan tingkat keparahan dampak bahaya), dinilai (dalam hal tolerabilitas) dan di kendalikan ke tingkat yang dapat di terima(dengan menerapkan langkah-langkah mitigasi).
Operator pesawat terbang dan organisasi penyedia layanan penerbangan juga harus menetapkan level manajemen tersebut dengan wewenang untuk  membuat keputusan terkait toleransi risiko keselamatan.

Risk assessment adalah langkah kedua dalam proses manajemen risiko. Setelah dampak dan bahayanya telah ditentukan selama langkah pertama dengan cara mengidentifikasi bahaya, analisis diperlukan untuk menilai probabilitas dampak bahaya yang terjadi dan tingkat keparahan efek ini pada operasi penerbangan. ICAO Doc 9859 - Safety Management Manual menyoroti pentingnya membedakan antara hazard(potensi menimbulkan kerusakan) dan risk.
Risk assessment didasarkan pada evaluasi kriteria berikut; Tingkat keparahan bahaya, probabilitas(frekuensi) terjadinya dan tolerabilitas efeknya.

Severity Hazard (Tingkat Bahaya)
Kriteria utama yang digunakan untuk menilai tingkat keparahan bahaya adalah dampak pada keselamatan pesawat terbang dan penumpangnya serta orang lain yang  mungkin terkena dampak langsung. Elemen yang harus dipertimbangkan dalam penilaian tingkat keparahan akan mencakup sejumlah indikator, seperti beban kerja kru, waktu paparan terhadap hazard, faktor faktor yang memberatkan dll. Faktor faktor kelompok lain yang harus di pertimbangkan  adalah cara mitigasi yang dianggap dapat diterima oleh keselamatan regulator, misalnya penggunaan efektif Airborne Collision Avoidance System(ACAS) sebagai sarana mitigasi untuk bahaya tabrakan udara.
Penilaian yang baik atas keparahan dampak bahaya memerlukan pengetahuan terperinci tentang lingkungan operasi dan layanan (fungsi) yang harus dilakukan.

Probability occurrence (kemungkinan terjadinya bahaya)
Perkiraan probabilitas bahaya yang terjadi biasanya dicapai dengan cara tinjauan terstruktur menggunakan skema standar klasifikasi.
Klasifikasi Risiko (Risk classification)
Baik probabilitas terjadinya efek bahaya dan potensi tingkat keparahan efek bahaya, perlu diperhitungkan saat memutuskan tolerabilitas (acceptability) risiko. Ini adalah praktik umum untuk menggunakan matriks klasifikasi risiko untuk mendukung penilaian dua dimensi ini.
Tingkat keparahan(severity level) di urutkan dalam Catastrophic, hazardous, minor dan major, dengan deskripsi untuk masing-masing indikasi potensi konsekuensi keparahan. Probability occurence diperingkatkan melalui 5 tingkat definisi kualitatif yang berbeda

Nilat numerik bole ditetapkan dengan tujuan untuk menimbang kepentingan relatif dari setiap tingkat keparahan(severity) dan probabilitas. Gabungan penilaian risiko.

Berdasarkan pada approach dan metodologi yang digunakan, risiko dapat diungkapkan dengan berbagai cara, misal:
  • jumlah kematian untuk jangka waktu tertentu
  • tingkat kehilangan(misal jumlah kecelakaan fatal per kilometer/jam terbang yang diterbangkan  dll.)
  • Probability kecelakaan serius dalam rentang waktu tertentu atau per jam penerbangan yang diterbangkan
  • Nilai kerugian yang diharapkan melawan pendapatan operasi tahunan
Diseluruh industri penerbangan, banyak versi berbeda dari matrix penilaian risiko yang tersedia. Beberapa definisi dan kategori bervariasi, tetapi konsep umum tetap sama.

Penilaian Tolerabilitas ( Tolerability assessment)
Output dari klasifikasi risiko digunakan untuk menentukan risiko yang harus ditindaklanjuti oleh organisasi. Pengambilan keputusan akan membutuhkan kriteria yang jelas tentang risiko yang dapat diterima atau ditoleransi dan risiko yang tidak dapat diterima. Penilain tolerabilitas (acceptability) sangat penting dalam membuat keputusan rasional untuk mengalokasikan sumber daya organisasi yang terbatas terhadap risiko-risiko yang merupakan ancaman terbesar dan proses ini seringkali memerlukan cost benefit-analisis. ICAO mendefinisikan tolerabilitas risiko dengan sebagai berikut:

Setelah menggunakan matriks risiko untuk menetapkan nilai pada risiko. Serangkaian nilai dapat di terapkan untuk mengkategorikan risiko sebagai dapat diterima(accepable), tidak diinginkan(undesirable), atau tidak dapat diterima (unacceptable). Istilah ini dijelaskan di bawah:
  • Acceptable berarti tidak ada tindakan lebih lanjut yang perlu diambil (kecuali risikonya dapat dikurangi lebih lanjut dengan sedikit biaya dan usaha)
  • Undesirable (dapat di toleransi) berarti bahwa orang-orang yang terkena dampak risiko masih tertoleransi
  • Unacceptable berarti operasi dalam kondisi saat ini harus dihentikan sampai risiko dikurangi setidaknya ke tingkat yang dapat ditoleransi. 
Berbagai strategi dan pendekatan dapat digunakan oleh operator pesawat terbang dan penyedia layanan penerbangan untuk mengurangi risiko yang tidak dapat diterima ke tingkat yang dapat ditoleransi. Langkah ketiga dan sangat penting dari manajemen risiko ini akan di bahas lebih lanjut dalam Mitigasi Risiko.

Metode kuantitatif dan qualitatif untuk Risk assessment
Menurut ICAO Doc 9859 - Safet Management Manual, ada banyak opsi.. formal dan nonformal untuk mendekati aspek analitis dari risk assessment. Untuk beberapa risiko, jumlah variabel dan ketersediaan data yang sesuai dan model matematika dapat mengarah pada hasil yang kredibel dengan metode kuantitatif(membutuhkan analisis matematis dari data tertentu). Namun ICAO manyatakan bahwa sedikit bahaya dalam penerbangan yang memungkinkan mereka untuk melakukan analisis yang kredibel hanya melalui metode kuantitatif. Biasanya, analisis ini dilengkapi secara kualitatif melalui analisis kritis dan logis dari fakta yang diketahui dan hubunganya.

ERP (Emergency Response Plan)

ERP , yang merupakan singkatan dari Emergency Response Plan, adalah rencana yang mencakup beberapa perangkat SOP (prosedur operasi standar) ...